Sejarah sastra adalah ilmu yang memperlihatkan
perkembangan karya sastra dari waktu ke waktu. Sejarah sastra bagian dari ilmu
sastra yaitu ilmu yang mempelajari tentang sastra dengan berbagai
permasalahannya. Di dalamnya tercakup teori sastra, sejarah sastra dan kritik
sastra, dimana ketiga hal tersebut saling berkaitan.
Periodisasi Sastra Indonesia
Ada beberapa pendapat tentang periodisasi sastra
Indonesia, saya mengambil dua diantaranya :
1. Menurut Nugroho Notosusanto
a. Kesusastraan Melayu Lama
b. Kesusastraan Indonesia Modern
1). Zaman Kebangkitan : Periode 1920, 1933, 1942,
1945
2). Zaman Perkembangan : Periode 1945, 1950
sampai sekarang
2. Menurut Simomangkir
Simanjuntak
a. Kesusastraan masa lama/ purba : sebelum
datangnya pengaruh hindu
b. Kesusastraan Masa Hindu/ Arab : mulai adanya
pengaruh hindu sampai dengan kedatangan agama Islam
c. Kesusastraan Masa Islam
d. Kesusastraan Masa Baru
1). Kesusastraan Masa Abdullah bin Abdul Kadir
Munsyi
2). Masa Balai Pustaka
3). Masa Pujangga Baru
4). Kesusastraan Masa Mutakhir : 1942 hingga
sekarang.
Sejarah Sastra Indonesia
Kepulauan Nusantara yang terletak diantara benua
Asia dan Australia dan diantara Samudra Hindia/ Indonesia dengan Samudra
Pasifik/ Lautan Teduh, dihuni oleh beratus-ratus suku bangsa yang masing-masing
mempunyai sejarah, kebudayaan, adat istiadat dan bahasa sendiri-sendiri.
Bahasa Indonesia berasal dari bahasa melayu yaitu
salah satu bahasa daerah di Nusantara. Bahasa Melayu digunakan oleh masyarakat
Melayu yang berada di pantai timur pulau Sumatera.
-Kerajaan Melayu yang berpusat didaerah Jambi,
pada pertengahan abad ke-7 (689-692) dikuasai oleh Sriwijaya yang beribu kota
di daerah Palembang sekarang ini,-
1. Kesusastraan Melayu
Klasik
Sastra Melayu Klasik tidak dapat digolongkan
berdasarkan jangka waktu tertentu karena hasil karyanya tidak memperlihatkan
waktu. Semua karya berupa milik bersama. Karena itu, penggolongan biasanya
berdasarkan atas : bentuk, isi, dan pengaruh asing.
a. Kesusastraan Rakyat (Kesusastraan Melayu Asli)
Kesusastraan rakyat/ Kesusastraan melayu asli,
hidup ditengah-tengah masyarakat. Cerita itu diturunkan dari orang tua kapada
anaknya, dari nenek mamak kepada cucunya, dari pencerita kepada pendengar.
Penceritaan ii dikenal sebagai sastra lisan (oral literature).
Kesusastraan yang tumbuh tidak terlepas dari
kebudayaan yang ada pada waktu itu. Pada masa Purba (sebelum kedatangan agama
Hindu, Budha dan Islam) kepercayan yang dianut masyarakat adalah animisme dan
dinamisme. Karena itu, cerita mereka berhubungan dengan kepercayaan kepada
roh-roh halus dan kekuatan gaib yang dimilikinya. Misalnya :
- Cerita asal-usul
- Cerita binatang
- Cerita Jenaka
- Cerita Pelipur lara.
Contoh
Mantra Memasuki hutan rimba
Hai, si Gempar Alam
Gegap gempita
Jarum besi akan romaku
Ular tembaga akan romaku
Ular bisa akan janggutku
Buaya akar tongkat mulutku
Harimau menderam di pengeriku
Gajah mendering bunyi suaraku
Suaraku seperti bunyi halilintar
Bibir terkatup, gigi terkunci
Jikalau bergerak bumi dan langit
Bergeraklah hati engkau
Hendak marah atau hendak
membiasakan aku.
b. Pengaruh Hindu dalam Kesusastraan Melayu
Pengaruh Hindu Budha di Nusantara sudah sejak
lama. Menurut J.C. Leur (Yock Fang : 1991:50) yang menyebarkan agama Hindu di
Melayu adalah para Brahmana. Mereka diundang oleh raja untuk meresmikan yang
menjadi ksatria. Kemudian dengan munculnya agama Budha di India maka pengaruh
India terhadap bangsa Melayu semakin besar. Apalagi agama Budha tidak mengenal
kasta, sehingga mudah beradaptasi dengan masyarakat Melayu.
- Epos India dalam kesusastraan Melayu
· Ramayana : cerita Ramayana sudah dikenal lama
di Nusantara. Pada zaman pemerintahan Raja Daksa (910-919) cerita rama
diperlihatkan di relief-relief Candi Loro Jonggrang. Pada tahun 925 seorang
penyair telah menyalin cerita Rama ke dalam bentuk puisi Jawa yaitu Kakawin
Ramayana. Lima ratus tahun kemudian cerita Rama dipahat lagi sebagai relief
Candi Penataran. Dalam bahasa melayu cerita Rama dikenal dengan nama Hikayat
Sri Rama yang terdiri atas 2 versi : 1) Roorda van Eysinga (1843) dan W.G.
Shelabear.
· Mahabarata : Bukan hanya sekedar epos tetapi
sudah menjadi kitab suci agama Hindu. Dalam sastra melayu Mahabarata dikenal
dengan nama Hikayat Pandawa. Dalam sastra jawa pengaruh
Mahabarata paling tampak dari cerita wayang.
c. Kesusastraan Zaman Peralihan Hindu-Islam, dan
pengaruh Islam
Sastra zaman peralihan adalah sastra yang lahir
dari pertemuan sastra yang berunsur Hindu dengan sastra yang berunsur Islam di
dalamnya. Contoh karya-karya sastra yang masuk dalam masa ini adalah ; Hikayat
Puspa raja, Hikayat Parung Punting, Hikayat Lang-lang Buana, dsb.
Sastra pengaruh Islam adalah karya sastra yang
isinya tentang ajaran agama Islam yang harus dilakukan oleh penganut agama
Islam. Contoh karya : Hikayat Nur Muhammad, Hikayat Bulan Berbelah, Hikayat
Iskandar Zulkarnaen dsb.
-Perkembangan agama Islam yang pesat di Nusantara
sebenarnya bertalian dengan perkembangan Islam di dunia. Pada tahun 1198 M.
Gujarat ditaklukkan oleh Islam. Melalui Perdagangan oleh bangsa Gujarat, Islam
berkembang jauh sampai ke wilayah Nusantara. Pada permulaan abad ke-13 Islam
berkembang pesat di Nusantara.-
-Pada abad ke-16 dan ke-17 kerajaan-kerajaan di
Nusantara satu persatu menjadi wilayah jajahan bangsa-bangsa Eropa yang pada
mulanya datang ke Nusantara karena mau memiliki rempah-rempah.-
d. Kesusastraan Masa Peralihan : Perkembangan
dari Melayu Klasik ke Melayu Modern
Pada masa ini perkembangan antara kesusastraan
Melayu Klasik dan kesusastraan Melayu Modern peralihannya dilihat dari sudut
isi dan bahasa yang digunakan oleh pengarangnya. Dua orang tokoh yang dikenal
dalam masa peralihan ini adalah Raja Ali Haji dari pulau Penyengat, Kepulauan
Riau, dan Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi dari Malaka.
Contoh karya Abdullah : Hikayat Abdullah, Syair
Singapura dimakan Api, ia juga menerjemahkan Injil ke dalam bahasa melayu.
Contoh Gurindam Raja Ali Haji
Gurindam pasal pertama
Barang siapa tidak memegang agama
Sekali-kali tidakkan boleh di bilangkan nama
Barang siapa mengenal yang empat
Ia itulah orang yang makrifat
Barang siapa mengenal Allah
Suruh dan tengahnya tiada ia menyalah
Barang siapa mengenal dunia
tahulah ia barang yang terperdaya
Barang siapa mengenal akhirat
Tahulah ia dunia mudarat
Kurang fikir, kurang siasat
Tinta dirimu kelah tersesat
Fikir dahulu sebelum berkata
Supaya terlelah selang sengketa
Kalau mulut tajam dan kasar
Boleh ditimpa bahaya besar
Jika ilmu tiada sempurna
Tiada berapa ia berguna.-
2. Kesusastraan Indonesia Modern
Lahirnya Kesusastraan Indonesia Modern
Jika menggunakan analogi ¨Sastra ada setelah
bahasa ada¨ maka kesusastraan Indonesia baru ada mulai tahun 1928. Karena nama
¨bahasa Indonesia¨ secara politis baru ada setelah bahasa Melayu di diikrarkan
sebagai bahasa persatuan pada tanggal 28 Oktober 1928 yang dikenal dengan
Sumpah Pemuda.
Namun menurut Ayip Rosidi dan A. Teeuw,
Kesusastraan Indonesia Modern ditandai dengan rasa kebangsaan pada karya
sastra. Contohnya seperti : Moh. Yamin, Sanusi Pane, Muh. Hatta yang
mengumumkan sajak-sajak mereka pada majalah Yong Sumatera sebelum tahun 1928.
a. Masa Kebangkitan (1920-1945)
1). Periode 1920 (Angkatan Balai Pustaka)
Contoh : Puisi M. Yamin
Bahasa, Bangsa
Selagi kecil usia muda
Tidur si anak di pangkuan bunda
Ibu bernyanyi lagu dan dendang
memuji si anak banyaknya sedang
berbuai sayang malam dan siang
buaian tergantung di tanah moyang
….
1922
2). Periode 1933 (Angkatan Pujangga Baru)
Penamaan periode ini di dasarkan pada munculnya
majalah ¨Pujangga Baru¨ yang dikelola oleh S.T. Alisyahbana, Armin Pane dan
Amir Hamzah.
Contoh : Puisi Amir Hamzah
Datanglah engkau wahai maut
Lepaskan aku dari nestapa
Engkau lagi tempatku berpaut
Diwaktu ini gelap gulita
(Buah Rindu II)
3). Periode 1942 (Angkatan 45)
Chairil Anwar pelopor angkatan 45, nama lain pada
masa ini seperti Idrus, Mochtar Lubis dan Pramoedya A T.
Contoh Sajak Chairil :
Awas jangan bikin beta marah
Beta bikin pala mati
Beta kirim datudatu!
Beta Pattirajaaawane, penjaga hutan pala
Beta api dipantai. Siapa mendekat
Tiga kali menyebut beta punya nama.
b, Masa Perkembangan (1945-sekarang)
1). Periode 1945 (Angkatan 45 : 1942-1953)
2). Periode 1950 (Angkatan 50 dimulai tahun 1953)
Dimasa ini ada Nugroho Notosusanto pengarang
Hujan Kepagian, AA Navis pengarang Robohnya Surau Kami, Trisnoyuwono pengarang
laki-laki dan mesiu, penyair Toto Sudarto Bachtiar, WS Rendra (juga ada yang
menggolongkan ke angkatan 70)
3). Angkatan 66
Pada tanggal 6-9 Mei 1966 Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia bersama dengan KAMI dan KAPPI menyelenggarakan simposium
berjudul : ¨Kebangkitan semangat 1966 : Menjelajah Tracee Baru Lekra dan
Neolekranisme¨. Dominasi kebudayaan oleh politik, tegas-tegas ditolak. Inilah
mulai dinamakannya angkatan 66. Dari kelompok ini, majalah bulanan baru,
Horison, segera terbit sebagai suara sastranya.
4), Angkatan 70
Tahun 1970-1990 ada beberapa sastrawan yang
terkenal misalnya : Sutardji Calzoum Bachri, Abdul Hadi W.M., Putu Wijaya
Contoh Sajak Abdul Hadi WM : Tawangmangu
kalau kehijauan yang bangkit dari bukti-bukti
dan air terjun, dimana aku pernah lewat dan
menghirup
kesegaran pagi dan kuntum melur, sekarang aku
batu
yang kau angkat dari tepi sungai dan kaubiarkan
abadi
seperti nyawa sekarat mengeliat, mengeliat
mungkin kau
sedang menghiasku dengan retakan-retakan air
hujan
dan keharuan waktu yang beragam
(dalam Tergantung pada Angin)